Nama anak ini yaitu Caine Monroy. Berbeda dengan tingkah-pola anak-anak seumurannya, Caine saat ini memiliki toko mainan yang terbuat dari kardus-kardus bekas, tepatnya toko Caine menumpang di bangunan toko asesoris mobil ayahnya. Segala rupa games arcade (seperti arena games timezone) ia ciptakan dari kardus bekas. Lalu cara menjual segala mainan tersebut ia menawarkannya pada para pelanggan ayahnya. 

Berawal dari musim panas 2011, saat Caine Monroy masih berusia sembilan tahun, Kala itu ia memenangkan permainan bola basket di mesin arcade, kemudian ia memutuskan membuat arcade permainan bola basketnya sendiri, namun pada kotak karton. Kemudian berkembang lagi dengan membuat aneka permainan lainnya misalnya pemancing boneka dan lain-lain.

Salah-satu hasilnya, ada satu pelanggan bernama Nirvan Mullick. Mullick adalah pelanggan pertama Caine. “Waktu saya mencetak poin, ia merangkak ke dalam kardus itu dan memberi tiket dari dalam kardus itu. Saat itulah jantung saya terasa berhenti berdetak, dan saya rasanya seperti kembali ketika berumur sembilan,” kenangnya. Karena Mullick seorang pembuat film dan ia kagum dengan kegigihan Caine, maka dibuatlah film dokumenter tentang mainan kardusnya. Nah dari film itulah, Caine menjadi terkenal dan mendapat donasi untuk biaya kuliahnya nanti.

Film Mullick tentang arcade buatan Caine juga mengilhami The Imagination Foundation, organisasi yang dibentuk untuk mendorong kreativitas dan kewiraswataan di kalangan anak-anak di seluruh dunia.
Anak-anak dari Sri Lanka sampai Singapura, dan bahkan Dubai, membuat kreasi-kreasi kardus yang terilhami oleh Caine. Ziyah Parramore-Andrade, 10 tahun, membuat puzzle berbentuk maze dari kardus dan berbicara dengan VOA dari Dubai lewat Skype. “Kita hanya perlu lem panas dan beberapa potongan kardus dan kemudian kita rekatkan,” paparnya.

Tidak heran, majalah bisnis Forbes menobatkan ia sebagai calon miliarder di usia 30 tahun. Penobatan itu kriteria seperti, hampir seluruh pengusaha sukses memulai bisnis sejak kecil. Selain itu, meski masih muda ia sangat mencintai pekerjaannya sebagai pembuat dan penjual mainan berbahan kardus. Itu mengingatkan pada almarhum Steve Jobs yang mencintai bisnisnya, Apple Inc  Luar biasa!!

sumber : kompasiana.com